breaking

Agenda Sekolah

Jurnalis

Sastra

Taujih

/ /

Share This


AWASS JANGAN TERJERUMUS KEDALAM GHIBAH / GOSIP..



Ketika gaya hidup kapitalis-materialistik telah menjadi paradigma dominan, sedikit demi sedikit dan tanpa disadari, banyak orang mulai mengabaikan prinsip halal dan haram. Baik dan buruk tidak lagi ditimbang dengan ajaran agama. Tolak ukur kebenaran dan etika disandarkan kepada materi dan manfaat. Akhirnya sesuatu yang jelas-jelas haram dengan enteng dilanggar demi apa yang disebut dengan”profesionalisme”, “bisnis” dan lain sebagainya.

Ironisnya lagi, perbuatan perbuatan haram tersebut dikemas sedemikian rupa hingga menjadi sebuah profesi untuk mencari nafkah. Contohnya adalah ghibah atau yang kita kenal pada jaman sekarang ini dengan istilah gosip. Gosip merupakan sebuah kata yang lumayan popular saat ini. Disadari atau tidak, disengaja atau tidak, menggosip sudah menjadi bagian dari kegiatan sehari-hari. Percakapan tanpa dibumbui gosip terasa tidak menarik walaupun mereka mengetahui bahwa menjadi bahan gosip tidak menyenangkan.

Dijaman sekarang ini, ghibah atau gosip tidak lagi di pandang sebagai sesuatu yang keji dan menjijikkan, akan tetapi dipandang sebagai hiburan sekaligus lahan bisnis yang menguntungkan. padahal, ghibah adalah perbuatan keji dan menjijikkan.

Memang benar, ghibah atau gosip sering dianggap remeh, dan telah dijadikan profesi oleh sebagian orang untuk mendapatkan apa yang namanya keuntungan. padahal Allah dan RasulNya telah mengharamkan ghibah dengan dalil pelarangan yang bersifat pasti. Allah swt berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلا تَجَسَّسُوا وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing (gosip) sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” (QS: Al-Hujurat : 12)

Dalam menafsirkan ayat ini, Imam Qurthubiy menyatakan, “Allah swt telah melarang ghibah (gosip), yaitu menceritakan suatu hal yang ada pada diri seseorang. Adapun jika menceritakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada pada diri seseorang, maka ia sedang berdusta.

Definisi ghibah (gosip) telah dijelaskan dalam riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah. Rasulullah saw bersabda: “Tahukah kalian, apa yang dimaksud dengan ghibah?” Para shahabat menajawab, “Allah dan RasulNya lebih tahu.” Rasulullah berkata: “Kalian menyebutkan sesuatu dari kawan kalian yang ia sangat benci jika disebutkan.” Para shahabat bertanya, “bagaimana seandainya kami mencerikan apa yang memamang terjadi pada saudara kami?.” Rasulullah menjawab, “Jika engkau menceritakan apa yang terjadi pada saudaramu berarti kamu telah mengunjingnya, dan apabila engkau mencerikan apa yang sebenarnya tidak terjadi pada saudaramu, maka engkau telah membohonginya.” (HR. Muslim)

Al-Hasan menyatakan, “ghibah itu ada tiga sisi. Semuanya telah disebutkan dalam kitabullah: yaitu al ghibah (mengunjing), al-ifki (gosip), dan al-buthaan (berdusta). Ghibah adalah menceritakan sesuatu yang memang ada pada diri saudaranya. Sedangkan al-ifki (gosip) adalah menceritakan sesuatu tentang saudaranya, dimana saudaranya itu tidak pernah menceritakannya kepada kita secara langsung. Sedangkan al-buthaan adalah menceritakan sesuatu yang tidak ada pada saudaranya.”

Pada dasarnya tidak ada perbuatan yang lebih menjijikkan daripada memakan daging, nanah serta darah dari bangkai saudaranya. Perbuatan semacan ini hanya dilakukan oleh orang yang tidak waras, dan berbudi pekerti rendah.

Namun anehnya, betapa banyak orang yang suka melakukan ghibah (gosip), bahkan menjadikannya sebagai profesi untuk mendapatkan harta. Misalnya, para pekerja yang bergulat di bidang infotaiment. Seringkali mereka membuat program program acara yang penuh dengan penggunjingan, dan gosip gosip murahan. acara ini dikemas sedemikian rupa sehingga sangat diminati pemirssa. Padahal, acara-acara semacam ini telah menjatuhkan siapa saja, pengelolanya, maupun yang menyaksikannya ke dalam dosa.

Wallahu A’lam
«
Next

Posting Lebih Baru

»
Previous

Posting Lama


Tidak ada komentar:

Leave a Reply